Keep Our Dreams Alive, And We Will Survive "by:(@Michieyoo)ミシェル"

Minggu, 30 September 2012


Pom-Pom
(by: @Michieyoo)
(28 September 2012)

“Malaikat penolong itu ada , mungkin disebelahku sekarang”
Michieyo


        Ini adalah sebuah cerita yang menarik (kayaknya), sebagian serpihan dari kehidupanku yang menarik untuk diceritakan, tapi entahlah kalau untuk dibaca, biar kalian yang bisa membaca saja yang menilai.
        Suatu hari, di sekolahku mengadakan acara sejenis pensi dimana setiap kelas harus menyumbang sebuah penampilan, dan kelasku ingin menampilkan “Dance” atau “Modern Dance” atau apapun lah nama nya yang joget-joget itu.. dan aku sebagai anak saat itu cupu banget dan sedikit susah bergaul sama orang-orang yang populer, karena aku tidak terlalu nyaman bergaul dengan teman yang suka ngomongin orang, dan mungkin juga mereka membenciku karena mereka pernah mengajakku untuk bergabung dengan gank mereka, mereka berjumlah 4 orang dan udah tentu cewe semua, dan mereka cukup pintar di kelas, dan “populer” pastinya. Dan saat itu aku hanya mempunyai satu teman dekat yaitu Vivi,  aku bergaul dengan yang lainnya juga, tetapi teman yang paling dekat yaitu dengan Vivi, kalian juga pasti punya teman dekat kan? dan yang bisa diajak selalu bersama. Dan hari-hari latihan pun datang.. pensi semakin dekat, aku tidak pernah suka tampil di atas panggung dengan menari atau berjoget-joget atau berdance atau apapun yang menggerakkan badanku, aku merasa badanku seperti tengkorak berjalan diatas panggung menari-nari seperti orang konyol, I know…
I know… percaya diriku sangat payah. Dan aku terpaksa harus melakukannya karena satu kelas “WAJIB” ikut serta menampilkan sesuatu.. dan aku tidak punya kekuatan untuk mengatakan bahwa “AKU GAK SUKA MELAKUKAN TARIAN KONYOL” yang meskipun gerakannya keren, lagunya keren, aku lebih suka menontonnya saja daripada yang melakukannya. Meskipun saat ini aku suka berjoget-joget ria di kamar, tapi itu hanya untuk menghilangkan setres dan aku melakukan tarian random biar seperti orang gila sekalipun kadang melakukan hal “randomdance” seru juga.. tapi tidak di panggung… dan dilihat orang… Dan saat HARI PENTAS SENI MENGERIKAN itu tiba… kau tau bencana apa yang ku dapat? Aku lupa bawa “POM-POM” … tau kan pom-pom? Sesuatu yang seperti rambut warna-warni yang biasa dipakai cheerleaders di film-film.. tapi kali ini pom-pom yang terbuat dari kertas krep warna-warni..dan kau tahu apa yang dilakukan orang-orang yang membencimu? YAP.. aku dijutekin, dimarahin, mereka sang 4 bidadari menatapku dengan sinis yang mematikan dan aku nyaris ingin lompat dari lantai atas dan ingin pergi selamanya dari sekolah yang menampung orang-orang mengerikan seperti itu.. kenapa aku harus dimarahi? Apakah sesuatu yang buruk tidak membawa pom-pom? Mereka mengatakan  itu hal yang mengerikan seperti: “APA KAU BILANG?? KAU TIDAK MEMBAWA POM-POM MU?” dan seperti “AKU TAK PERDULI LAGI DENGAN MU.. TERSERAH KAU MAU APA” dan aku yang seperti hamster kecil yang merasa sendirian hanya bisa menahan tangis, oh iya saat itu Vivi berusaha menenangkan 4 bidadari tersebut sambil berkata “Yaudah lah gak apa-apa dia kan di belakang gak akan kelihatan kok” dan Vivi adalah orang yang setidaknya tidak di benci 4 bidadari, karena Vivi sangat asik diajak ngobrol, dia mudah beradaptasi dengan setiap orang, dia bisa menyesuaikan karakter apa yang harus dia pakai saat bergaul dengan orang yang berkarakter seperti 4 bidadari itu. Sedangkan aku? Apa adanya.. jika aku merasa tak nyaman maka aku tak akan mendekati orang-orang yang membuatku tidak nyaman… lalu setelah caci makian yang seru dilontarkan dan aku hanya diam terisak menahan tangis, dan berusaha tegar, bahwa buat apa aku nangis buat mereka, meski aku menangis karena menahan diri  karena ingin memukul mereka dan melakban semua mulut mereka satu persatu. Setelah mereka puas memarahiku, karena mungkin itu yang ditunggu-tunggu, momen dimana aku melakukan kesalahan dan mereka memarahiku abis-abisan.. dan tinggal lah aku dan Vivi di kelas beberapa menit kami hanya diam, aku melirik Vivi yang jidatnya berkerut dan tampak berfikir sambil menggigit kuku telunjuknya, dia memang selalu melakukan itu setiap hari, sudah kebiasaannya. Aku pun ikut memikirkan bahwa tidak mungkin aku mengambil pom-pomku atau meminta tolong orang rumah membawakannya untukku karena sebentar lagi pun kelas kami yang akan tampil dan jarak dari rumahku ke sekolah pun jauh, kita gak mungkin punya waktu.. lalu pada akhirnya kami pun memutuskan keluar dari kelas dan bersiap ke panggung seni, karena mungkin beberapa menit lagi giliran kelas kami yang akan tampil. Lalu apa yang paling keren dari momen ini? Bahwa seolah-olah seorang malaikat masuk kedalam diri Vivi, lalu dia tampak bercahaya, matanya berkaca-kaca dan dia menarik tanganku sambil bilang “Aku punya ide.. ayo ikut aku” dan aku pun mengikuti dengan pasrah karena perasaanku masih kacau dengan tampang superkusut.. aku mengikuti langkahnya, ikut berlari.. aku pun bertanya..
        “Mau kemana sih Vi?? Bentar lagi giliran kelas kita loh?”
        “Di deket situ tuh, ada yang jual kertas krap, kita beli aja yuk, paling juga berapa ribu, gimana menurutmu?
Saat itu juga aku hanya bisa mengangguk, ingin rasanya menangis dan memeluk temanku ini, sambil bilang “kau teman yang hebat.. sungguh ide paling brilian dan kau sungguh baik sekali memikirkan semua ini untukku” tapi aku hanya bisa mengangguk dan bilang “Ide bagus.. yuk” sambil lari masuk ke sebuah toko yang khusus menjual seperti kertas kado dan kertas krep tentunya.. dan kami pun berhasil menciptakan pom-pom tersebut… Vivi tersenyum sambil bilang
“Beres kan? Hehehe”
aku nyaris menangis bahagia.. tapi aku hanya terkulai lemah.. sambil bilang
“makasih ya vi.. makasih banget..ide mu keren banget deh serius”
“Oh iya dong.. Vivi pinter kaan hehehe..“
“Pinteeeeer banget seriusan aku gak tau lagi harus gimana kalo gak ada kamu Vi..”
“Hehehe.. yaudah kalo gitu kamu jangan sedih lagi ya, yuk kita gabung sama yang lain”
Kami pun bergabung ke belakang panggung, dengan spontan 4 bidadari tersebut menunjukan ekspresi malaikat kearahku dan bilang “Lah itu pom-pom nya bawa?” aku langsung bilang “Barusan bikin kok sama Vivi” dan mereka hanya ber “OHH” “OHH” saja.. saat itu aku merasa kesal dan ingin menjawab dengan kalimat
        “Kenapa nanya-nanya, bisanya Cuma marah-marah doang.. mending ngasih ide, ini aku dimarah-marahin.. gak tau diriiiiii bangeeeeet siiih iiiih gemeeess tauu gakk siiih… emang nya kalo dimarah-marahin pom-pom nya bisa datang dengan sendirinya?? Dasar 4 orang BODOOOOHHH….BODOOOHH..” aku mulai merasa ingin melempar pom-pom ini tapi rasanya gak akan sakit, maka dari itu niatnya diurungkan… dan kami pun bisa dibilang sukses lah karena gak ada bencana lain diatas panggung.. jadi ya penampilannya entahlah kayak apa, soalnya aku benar-benar sudah tidak perduli sama tarian bodoh atau aku terlihat konyol di atas panggung, yang aku tahu bahwa tadi malaikat penolong masuk ke tubuhnya Vivi dan menolong ku.. dan aku aku merasa saat itu Vivi bener-bener super hero ku banget saat itu, dan aku belajar banyak hal hari itu.. bahwa teman yang hadir di masa sulit itu memang ada.. Tuhan akan selalu menitipkan malaikatnya untuk menolong orang yang membutuhkan.. mungkin sekarang malaikat itu sudah bersembunyi lagi disuatu tempat… 

1 komentar: