Pom-Pom
(by:
@Michieyoo)
(28 September
2012)
“Malaikat penolong itu ada , mungkin disebelahku
sekarang”
– Michieyo
Ini adalah sebuah cerita
yang menarik (kayaknya), sebagian serpihan dari kehidupanku yang menarik untuk
diceritakan, tapi entahlah kalau untuk dibaca, biar kalian yang bisa membaca
saja yang menilai.
Suatu
hari, di sekolahku mengadakan acara sejenis pensi dimana setiap kelas harus
menyumbang sebuah penampilan, dan kelasku ingin menampilkan “Dance” atau
“Modern Dance” atau apapun lah nama nya yang joget-joget itu.. dan aku sebagai
anak saat itu cupu banget dan sedikit susah bergaul sama orang-orang yang
populer, karena aku tidak terlalu nyaman bergaul dengan teman yang suka
ngomongin orang, dan mungkin juga mereka membenciku karena mereka pernah
mengajakku untuk bergabung dengan gank mereka, mereka berjumlah 4 orang dan
udah tentu cewe semua, dan mereka cukup pintar di kelas, dan “populer”
pastinya. Dan saat itu aku hanya mempunyai satu teman dekat yaitu Vivi, aku bergaul dengan yang lainnya juga, tetapi
teman yang paling dekat yaitu dengan Vivi, kalian juga pasti punya teman dekat
kan? dan yang bisa diajak selalu bersama. Dan hari-hari latihan pun datang..
pensi semakin dekat, aku tidak pernah suka tampil di atas panggung dengan
menari atau berjoget-joget atau berdance atau apapun yang menggerakkan badanku,
aku merasa badanku seperti tengkorak berjalan diatas panggung menari-nari
seperti orang konyol, I know…
I know… percaya diriku sangat payah. Dan aku
terpaksa harus melakukannya karena satu kelas “WAJIB” ikut serta menampilkan
sesuatu.. dan aku tidak punya kekuatan untuk mengatakan bahwa “AKU GAK SUKA
MELAKUKAN TARIAN KONYOL” yang meskipun gerakannya keren, lagunya keren, aku
lebih suka menontonnya saja daripada yang melakukannya. Meskipun saat ini aku
suka berjoget-joget ria di kamar, tapi itu hanya untuk menghilangkan setres dan
aku melakukan tarian random biar seperti orang gila sekalipun kadang melakukan
hal “randomdance” seru juga.. tapi tidak di panggung… dan dilihat orang… Dan
saat HARI PENTAS SENI MENGERIKAN itu tiba… kau tau bencana apa yang ku dapat?
Aku lupa bawa “POM-POM” … tau kan pom-pom? Sesuatu yang seperti rambut
warna-warni yang biasa dipakai cheerleaders di film-film.. tapi kali ini
pom-pom yang terbuat dari kertas krep warna-warni..dan kau tahu apa yang
dilakukan orang-orang yang membencimu? YAP.. aku dijutekin, dimarahin, mereka
sang 4 bidadari menatapku dengan sinis yang mematikan dan aku nyaris ingin
lompat dari lantai atas dan ingin pergi selamanya dari sekolah yang menampung
orang-orang mengerikan seperti itu.. kenapa aku harus dimarahi? Apakah sesuatu
yang buruk tidak membawa pom-pom? Mereka mengatakan itu hal yang mengerikan seperti: “APA KAU
BILANG?? KAU TIDAK MEMBAWA POM-POM MU?” dan seperti “AKU TAK PERDULI LAGI DENGAN
MU.. TERSERAH KAU MAU APA” dan aku yang seperti hamster kecil yang merasa
sendirian hanya bisa menahan tangis, oh iya saat itu Vivi berusaha menenangkan
4 bidadari tersebut sambil berkata “Yaudah lah gak apa-apa dia kan di belakang
gak akan kelihatan kok” dan Vivi adalah orang yang setidaknya tidak di benci 4
bidadari, karena Vivi sangat asik diajak ngobrol, dia mudah beradaptasi dengan
setiap orang, dia bisa menyesuaikan karakter apa yang harus dia pakai saat
bergaul dengan orang yang berkarakter seperti 4 bidadari itu. Sedangkan aku?
Apa adanya.. jika aku merasa tak nyaman maka aku tak akan mendekati orang-orang
yang membuatku tidak nyaman… lalu setelah caci makian yang seru dilontarkan dan
aku hanya diam terisak menahan tangis, dan berusaha tegar, bahwa buat apa aku
nangis buat mereka, meski aku menangis karena menahan diri karena ingin memukul mereka dan melakban semua
mulut mereka satu persatu. Setelah mereka puas memarahiku, karena mungkin itu
yang ditunggu-tunggu, momen dimana aku melakukan kesalahan dan mereka
memarahiku abis-abisan.. dan tinggal lah aku dan Vivi di kelas beberapa menit
kami hanya diam, aku melirik Vivi yang jidatnya berkerut dan tampak berfikir
sambil menggigit kuku telunjuknya, dia memang selalu melakukan itu setiap hari,
sudah kebiasaannya. Aku pun ikut memikirkan bahwa tidak mungkin aku mengambil
pom-pomku atau meminta tolong orang rumah membawakannya untukku karena sebentar
lagi pun kelas kami yang akan tampil dan jarak dari rumahku ke sekolah pun
jauh, kita gak mungkin punya waktu.. lalu pada akhirnya kami pun memutuskan
keluar dari kelas dan bersiap ke panggung seni, karena mungkin beberapa menit
lagi giliran kelas kami yang akan tampil. Lalu apa yang paling keren dari momen
ini? Bahwa seolah-olah seorang malaikat masuk kedalam diri Vivi, lalu dia
tampak bercahaya, matanya berkaca-kaca dan dia menarik tanganku sambil bilang
“Aku punya ide.. ayo ikut aku” dan aku pun mengikuti dengan pasrah karena
perasaanku masih kacau dengan tampang superkusut.. aku mengikuti langkahnya, ikut
berlari.. aku pun bertanya..
“Mau
kemana sih Vi?? Bentar lagi giliran kelas kita loh?”
“Di
deket situ tuh, ada yang jual kertas krap, kita beli aja yuk, paling juga
berapa ribu, gimana menurutmu?
Saat itu juga aku hanya bisa mengangguk, ingin
rasanya menangis dan memeluk temanku ini, sambil bilang “kau teman yang hebat..
sungguh ide paling brilian dan kau sungguh baik sekali memikirkan semua ini
untukku” tapi aku hanya bisa mengangguk dan bilang “Ide bagus.. yuk” sambil
lari masuk ke sebuah toko yang khusus menjual seperti kertas kado dan kertas
krep tentunya.. dan kami pun berhasil menciptakan pom-pom tersebut… Vivi
tersenyum sambil bilang
“Beres kan? Hehehe”
aku nyaris menangis bahagia.. tapi aku hanya
terkulai lemah.. sambil bilang
“makasih ya vi.. makasih
banget..ide mu keren banget deh serius”
“Oh iya dong.. Vivi pinter
kaan hehehe..“
“Pinteeeeer banget
seriusan aku gak tau lagi harus gimana kalo gak ada kamu Vi..”
“Hehehe.. yaudah kalo gitu
kamu jangan sedih lagi ya, yuk kita gabung sama yang lain”
Kami pun bergabung ke belakang panggung, dengan
spontan 4 bidadari tersebut menunjukan ekspresi malaikat kearahku dan bilang
“Lah itu pom-pom nya bawa?” aku langsung bilang “Barusan bikin kok sama Vivi”
dan mereka hanya ber “OHH” “OHH” saja.. saat itu aku merasa kesal dan ingin
menjawab dengan kalimat
“Kenapa
nanya-nanya, bisanya Cuma marah-marah doang.. mending ngasih ide, ini aku
dimarah-marahin.. gak tau diriiiiii bangeeeeet siiih iiiih gemeeess tauu gakk
siiih… emang nya kalo dimarah-marahin pom-pom nya bisa datang dengan
sendirinya?? Dasar 4 orang BODOOOOHHH….BODOOOHH..” aku mulai merasa ingin
melempar pom-pom ini tapi rasanya gak akan sakit, maka dari itu niatnya
diurungkan… dan kami pun bisa dibilang sukses lah karena gak ada bencana lain
diatas panggung.. jadi ya penampilannya entahlah kayak apa, soalnya aku
benar-benar sudah tidak perduli sama tarian bodoh atau aku terlihat konyol di
atas panggung, yang aku tahu bahwa tadi malaikat penolong masuk ke tubuhnya
Vivi dan menolong ku.. dan aku aku merasa saat itu Vivi bener-bener super hero
ku banget saat itu, dan aku belajar banyak hal hari itu.. bahwa teman yang
hadir di masa sulit itu memang ada.. Tuhan akan selalu menitipkan malaikatnya
untuk menolong orang yang membutuhkan.. mungkin sekarang malaikat itu sudah
bersembunyi lagi disuatu tempat…
Keren tulisannya (y)
BalasHapussalam kenal ya... sikonyols